5 Trik Belajar Berbasis Sains Untuk Hadapi Ujian

Menghadapi ujian seringkali terasa menakutkan. Begitu banyak materi yang harus dipelajari dalam waktu singkat. Namun, tahukah kamu bahwa ada cara belajar yang lebih cerdas, bukan hanya lebih keras? Dengan memahami cara kerja otak kita, kita bisa mengadopsi teknik-teknik yang telah terbukti secara ilmiah untuk meningkatkan daya ingat dan pemahaman.
Di DeQuizWeb, kami percaya bahwa belajar adalah sebuah keterampilan. Berikut adalah lima trik belajar berbasis sains yang bisa kamu terapkan untuk persiapan ujian berikutnya.
1. Active Recall (Mengingat Aktif)
Ketimbang membaca ulang catatan atau buku secara pasif, cobalah untuk mengingat secara aktif informasi yang telah kamu pelajari. Setelah membaca satu bab, tutup bukumu dan coba jelaskan kembali isinya dengan bahasamu sendiri. Ditulis atau dilisankan didepan cermin tidak masalah.
Mengapa ini berhasil? Menurut penelitian, proses aktif mengambil informasi dari memori otak kita akan memperkuat jalur saraf yang terkait dengan informasi tersebut, membuatnya lebih mudah diakses di kemudian hari. Ini jauh lebih efektif daripada sekadar mengenali informasi yang kamu baca berulang kali.
Cara menerapkan:
- Buat flashcards.
- Jelaskan sebuah konsep kepada teman (atau bahkan ke dinding!).
- Menonton video pembelajaran, kemudian tulis ringkasan poin-poin utamanya tanpa melihat kembali video tadi.
2. Spaced Repetition (Pengulangan Berjarak)
Jangan menjejalkan semua materi dalam satu malam (sistem kebut semalam). Sebaliknya, sebarkan sesi belajarmu dalam beberapa waktu. Misalnya, setelah mempelajari sebuah topik, ulas kembali satu hari kemudian, lalu tiga hari kemudian, lalu seminggu kemudian.
Mengapa ini berhasil? Fenomena psikologis yang disebut spacing effect menunjukkan bahwa kita lebih baik dalam mengingat informasi jika kita mempelajarinya dalam beberapa sesi yang terpisah. Otak kita membutuhkan waktu untuk memindahkan informasi dari memori jangka pendek ke memori jangka panjang. Pengulangan berjarak membantu proses konsolidasi ini.
Cara menerapkan:
- Gunakan aplikasi seperti Anki atau Quizlet yang memiliki algoritma Spaced Repetition System (SRS).
- Buat jadwal belajar di kalendermu untuk mengulas materi secara berkala.
3. Interleaving (Belajar Berselang-seling)
Alih-alih mempelajari satu topik sampai tuntas sebelum pindah ke topik berikutnya (dikenal sebagai blocking), cobalah untuk belajar beberapa topik yang berbeda secara berselang-seling dalam satu sesi belajar.
Misalnya, jika kamu belajar Matematika, daripada hanya mengerjakan soal-soal tentang persamaan kuadrat selama satu jam, cobalah habiskan 20 menit untuk persamaan kuadrat, 20 menit untuk logaritma, dan 20 menit untuk trigonometri.
Mengapa ini berhasil? Interleaving memaksa otakmu untuk terus-menerus mengambil dan menerapkan strategi yang berbeda, yang pada akhirnya memperkuat pemahaman yang lebih dalam dan fleksibel. Ini membantu otakmu membedakan antara konsep-konsep yang berbeda.
Cara menerapkan:
- Dalam satu sesi belajar, alokasikan waktu untuk 2-3 mata pelajaran yang berbeda.
- Saat mengerjakan soal latihan, campurkan soal-soal dari berbagai bab.
4. Feynman Technique (Teknik Feynman)
Teknik ini dinamai dari fisikawan pemenang Nobel, Richard Feynman. Caranya sederhana:
- Pilih sebuah konsep yang ingin kamu pelajari.
- Jelaskan konsep tersebut seolah-olah kamu sedang mengajar seorang anak kecil, menggunakan bahasa yang paling sederhana.
- Identifikasi bagian mana dari penjelasanmu yang masih terasa rumit atau tidak lancar. Ini adalah celah dalam pemahamanmu.
- Kembali ke sumber materi, pelajari lagi bagian yang kurang kamu pahami, lalu sederhanakan penjelasanmu.
Mengapa ini berhasil? Mengajar adalah salah satu cara belajar yang paling efektif. Ketika kamu menyederhanakan sebuah ide yang kompleks, kamu dipaksa untuk memahaminya pada tingkat yang fundamental.
Cara menerapkan:
- Tulis penjelasan di selembar kertas kosong.
- Rekam suaramu saat menjelaskan sebuah konsep.
5. Tidur yang Cukup
Ini mungkin terdengar klise, tapi sains membuktikannya. Tidur bukan hanya untuk mengistirahatkan tubuh; ini adalah fase krusial bagi otak untuk memproses dan menyimpan apa yang telah kamu pelajari.
Mengapa ini berhasil? Selama tidur, terutama dalam fase tidur lelap (deep sleep), otak akan memutar ulang aktivitas saraf dari hari itu, memindahkan ingatan dari hipokampus (memori jangka pendek) ke neokorteks (memori jangka panjang). Kurang tidur akan mengganggu proses vital ini.
Cara menerapkan:
- Prioritaskan 7-9 jam tidur setiap malam, terutama beberapa hari menjelang ujian.
- Hindari belajar sampai larut malam. Sesi belajar singkat sebelum tidur justru bisa sangat efektif.
Selamat mencoba, dan semoga sukses dengan ujianmu berikutnya!